5.09.2011

OK VIDEO FLESH

OK. Video FLESH
5th Jakarta International Video Festival
6 – 17 October 2011
www.okvideofestival.org
Featuring more than 150 video works from more than 130 artists from 30 countries as well as 6 compilation programs and collaboration with more than 15 partners
Opening:
Thursday, 6 October 2011 / 19.30
GaleriNasional Indonesia
Jl. Medan MerdekaTimur 14
Jakarta Pusat

MC: Nastasha Abigail & oomleo
With Visual Mapping by Flicker Screen & Ricky “Baybay” Janitra
and also music performances by DJ KekeRacun KotaDJ AdderJalan Surabaya (DJ Danger Dope with MC Billal), and VJ Ijul.

Festival:
7 – 17 October 2011 / 11.00 – 21.00
GaleriNasional Indonesia
Jl. Medan MerdekaTimur 14
Jakarta Pusat

Curators: HafizAgung HujatnikajennongFarah WardaniMahardhikaYudha RizkiLazuardi
Artists: Alexander KlugeApichatpong WeerasethakulAraya RasdjarmrearnsookHenry FoundationJoan Jonas,LC Von SukmeisterMarina AbramovicMaulana M PashaMelati SuryodarmoReinaart VanhoeReza Afisina,Sebastian Diaz MoralesStelarcTintin WuliaVito Acconci, and many more.

Countries: South AfricaUSAArgentinaAustraliaAustriaThe NetherlandsBelgiumChinaDenmarkHungary,IndonesiaUKIrelandIsraelItalyJapanGermanyCanadaColombiaLebanonNorwayFrancePuerto Rico,SerbiaSloveniaSpainSwedenSwitzerlandThailandVenezuela.
This year’s Jakarta International Video Festival chooses FLESH as its theme. OK. Video FLESH perceives flesh as a metaphor of biological entity of human body that transforms into digital entity (images, sounds, and texts) through the advancement of audiovisual technology. It also represents video which increasingly has shown its organic characters: grows in virtual spaces across spatial and temporal boundaries, transforms into various medium and progressively reproduces itself due to its virality. These phenomena have been celebrated by the contemporary society within the last decades through rapid evolution in communication and information technology.

The festival invites the public to discuss various questions: to what extend does this kind of new flesh interacts with social, political and cultural aspects? Are we really celebrating democracy or is it just another virtual euphoria? How the intersections between private and public domain continuously expanded and shifted? How do social and power structures cope with these changes? Thus, what are the consequences in relation to the discourse between history, tradition, religion, urban and rural culture, popular culture, mass media, sexuality, identity and violence? OK. Video placed these phenomena as a means to critically celebrate, read and interpret our environments. OK. Video FLESHuses four perspectives as its curatorial approach. These four special presentations represent specific ideas which will be presented at Galeri Nasional Indonesia:
  • Face-Dominated (curated by: Hafiz)
  • [in]corporeal (curated by: Agung Hujatnikajennong)
  • Digital Viral (curated by: Farah Wardani)
  • Surveillance & Self Portrait (curated by: MahardikaYudha RizkiLazuardi).
Other accompanying programs:
  1. International Competition which opens opportunity for artists, students and wider masses to submit their video works.
  2. Video Out, to expand the network and promote young video artists, OK. Video invites several galleries and alternative spaces in Jakarta as partners; RURU GalleryInstitut Français IndonesiaJapan Foundationd GalleryCG Artspacedia.lo.gue ArtspaceKineforumLinggar SeniVivi Yip Art RoomArtsphere.
  3. Public Programs, to foster public awareness in video art, OK. Video always organize educative programs for wider participants.
This event will last for 30 days starting from 29 September – 29 October 2011 at Galeri Nasional Indonesia, Jakarta Pusat, as its main venue and partners’ locations spreading all over the the city of Jakarta.
*** For more details about OK.Video please visit okvideofestival.org and follow us on twitter.com/OK_Video. Please also visit ruangrupa.org, join our group on Facebook, and follow ruangrupa on twitter.com/ruangrupa.
Jakarta International Video Festival yang ke-5, memilih DAGING (“Flesh”) sebagai tema festival kali ini. OK. Video FLESH melihat “daging” sebagai metafora dari entitas biologis tubuh manusia yang berubah menjadi entitas digital (citraan, suara, teks) melalui perkembangan teknologi audiovisual. Ia juga merepresentasikan video yang semakin memperlihatkan sifat-sifat organik: tumbuh dan berkembang di dalam ruang virtual yang melampaui batas spasial dan temporal, bertransformasi ke dalam berbagai medium, dan terus-menerus bereproduksi karena sifatnya yang viral.
Fenomena ini terus dirayakan oleh masyarakat dalam beberapa tahun terakhir melalui perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.
Festival ini mengajak siapapun untuk sama-sama merefleksikan berbagai pertanyaan: sejauh mana video dalam sifatnya yang organik bersinggungan dengan aspek sosial, politik, dan budaya kontemporer?
Apakah masyarakat sedang betul-betul merayakan demokrasi atau sekadar ilusi virtual?, bagaimana persilangan antara yang privat dan yang publik terus bergerak dan berkembang?, bagaimana sistem sosial dan kekuasaan berhadapan dengan perubahan?, konsekuensi apa yang kemudian terjadi dalam kaitannya dengan isu sejarah, tradisi, agama, budaya urban dan rural, budaya populer, media massa, seksualitas, identitas, bahkan kekerasan?
OK. Video menempatkan fenomena tersebut sebagai kemungkinan yang hadir untuk dirayakan, dibaca dan dimaknai secara kritis.

OK. Video FLESH menggunakan empat buah sudut pandang sebagai pendekatan. Keempat aspek ini mewakili gagasan yang spesifik dan dihadirkan di Galeri Nasional Indonesia:
  • Face Dominated (kurator: Hafiz)
  • [in]corporeal (kurator: Agung Hujatnikajennong)
  • Digital Viral (kurator: Farah Wardani)
  • Surveillance & Self Portrait (kurator: MahardikaYudha & RizkiLazuardi).
Selain keempat sesi pameran tersebut, ada juga program:
  1. Kompetisi Internasional yang membuka kesempatan bagi seniman, mahasiswa, dan masyarakat luas untuk mengirimkan karya videonya.
  2. Video Out, untuk memperluas jaringan dan mempromosikan seniman-seniman muda, OK. Video melibatkan galeri-galeri dan ruang-ruang alternatif di Jakarta sebagai rekan seperti: RURU GalleryInstitut Français IndonesiaJapan Foundationd GalleryCG Artspacedia.lo.gue ArtspaceKineforumLinggar SeniVivi Yip Art RoomArtsphere.
  3. Program Publik, dalam rangka mengajak masyarakat yang lebih luas, OK. Video selalu mengadakan program-program acara untuk dinikmati oleh banyak orang.
Acara ini akan berlangsung selama 30 hari dari 29 September – 29 Oktober 2011 dengan lokasi utama di Galeri Nasional IndonesiaJakarta Pusat dan lokasi-lokasi partner yang tersebar di berbagai penjuru kota Jakarta.